SELAMAT DATANG DI BLOG PUSTU ARAWA..

pustu arawa

pustu arawa

Sabtu, 31 Oktober 2009

perawatan kelompok khusus

1 Defenisi
kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelkes dan asuhan kep. karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri
2 Perawatan Kelompok Khusus

Adalah atau upaya dibidang kep.kesmas yang ditujukan kepada kelompok-kelompok individu yang memp.kesamaannya jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan rawan terhadap masalah kesehatan tersebut, yang dilaksanakan secara berorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti kepada kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga kesehatan dengan pendekatan pencegahan masalah melalui proses keperawatan.
3 Tujuan
Tujuan umum, untuk meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok untuk dapat menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain.
tujuan khusus
- Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai dengan macam dan jenis tipe kelompok
- Menyusun perencanaan askep/ kes. yang mereka hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok
- Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama
- Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan mereka sendiri
- Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam Pemeliharaan dan perawatan diri sendiri
- Mengurangi ketergantungannya kelompok khusus dari pihak lain dalam pemeliharaan dan keperawatan diri sendiri
- Meningkatkan produktifitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri sendiri untuk dirinya sendiri
- Memperluas jangkauan pel. kes dn keperawatan dalam menunjang f. puskesmas dalam rangka pengembangan pel. kesmas
4 Sasaran
Institusi yang menyelenggarakan pel.kes terdapat kelompok khusus dan pel.kelompok khusus yang ada di masyarakat dan telah diorganisir secara baik dan melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita / terhadap kelompok khusus dengan ciri khas tt. ex : klp usila, klp penderita TBC dll




PELAYANAN KELOMPOK KHUSUS DI INSTITUSI

Pelayanan terhadap lembaga-lembaga sosial masyarakat yang menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok khusus tt, diataranya:
- Panti wredha
- Panti asuhan
- Pusat rehabilitasi anak cacat
- Penitipan balita

Sasaran pembinaan dan pelaksanaan klp khusus di institusi:
 Penghuni Panti
merupakan prioritas pertama dalam memberikan pelatihan dan askep klp khusus di institusi, karena mereka yang rawan terhadap masalah kesehatan
 Petugas Panti
adalah orang yang setiap hari berhubungan langsung dengan pel. penghuni panti dalam mengatasi permasalahan setiap anggota panti yang mendapat perawatan dan pelatihan dipanti tersebut
 Link.Panti
link.panti memerlukan perhatian khusus dalam melaksanakan pel.kes dan kep.di institusi oleh link, merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit

Pelayanan Kelompok Khusus Di Masyarakat

Pelayanan kelompok khusus di masyarakat dilakukan mel.kelompok-kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran aktif masyarakat melalui pembentukan kader kesehatan. diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, yang telah berjalan dewasa ini kita kenal dengan dasa wisma, (KPKIA).
disamping itu lahan pembinaan kelompok-kelompok khusus dimasyarakat, dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok-kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan

Klasifikasi
Kelompok khusus yang ada di masyarakat. diluar institusi dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahn dan keb. yang mereka hadapi, diantaranya:
1. Kelompok khusus dengan keb. khusus yang memerlukan yang memerlukan pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya
 Ibu hamil
 Kelompok ibu bersalin
 Kelompok ibu nifas
 Kelompok bayi dan anak balita
 Kelompok anak usia sekolah
2. Kelompok khusus dengan kes. khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
 Penderita penyakit menular
• Kelompok penderita penyakit kusta
• Kelompok penderita penyakit tbc
• Kelompok penderita penyakit aids
• Kelompok penderita penyakit kelamin (go,sipilis)
 Penyakit tidak menular
• kelompok penderita penyakit dm
• kelompok penderita penyakit jantung
• kelompok penderita penyakit stroke
 Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi
• kelompok cacat fisik
• kelompok cacat mental
• kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
• kelompok pekerja tertentu

Ruang Lingkup Kegiatan
kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya-upaya promotif, preventif, tidak mengabaikan rehabilitatif, kuratif dan resosialitatif, melalui kegiatan-kegiatan yang terorganisasi, sbb:
1. Pelatihan kesehatan dan keperawatan
2. Penyuluhan kesehatan
3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader kesehatan dan petugas panti
4. Penemuan kasus secara dini
5. Melakukan rujukan medik dan kesehatan
6. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, dll
7. Alih tekhnologi dalam bid.kes dan kep kepada petugas panti, kader kesehatan.

Prinsip Dasar
Prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah:
1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam tingkat kesehatan mereka sendiri.
2. Menekankan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam meningkatkan kesehatan mereka sendiri
3. Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan secara konsisten dan berkesinambungan
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok sebagai subjek maupun objek pel.
5. Dilakukan di institusi pel. yang menyelenggarakan pel.kes kelompok khusus di masyarakat terhadap kelompok khusus yang memp. masalah yang sama.
6. Yang ditekankan kepada pembina prilaku penghuni panti, petugas panti, link, panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang mempunyai masalah yang sama kearah prilaku sehat.

Tahap-Tahap Perawatan Kelompok Khusus
1. Tahap Persiapan
a. Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan jumlah panti / pusat-pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah binaan
b. Mengadakan pendekatan sebagai penjajakan awal pembinaan kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada dimasyarakat
c. Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan panti/ institusi, melalui pengumpulan data.
d. Menganalisa data kelompok khusus di masyarakat dan institusi
e. Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus di masyarakat dan institusi
f. Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan masalah dan prioritas masalah kesehatan / keperawatan kelompok khusus
2. Tahap Perencanaan
Menyusun perencanaan penanggungan masalah kes / kep. bersama petugas panti (bagi institusi) dan kader kesehatan (yang masyarakat) yang menyangkut:
a. jadwal kegiatan (tujuan, sasaran, jenis pel, biaya, kriteria hasil)
b. jadwal kunjungan
c. tenaga pel. pengorganisasian kegiatan
3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama, yang di sesuaikan dengan keb.yang ada.
pelaksanaan kegiatan dapat berupa:
a. Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti
b. Pelatihan kesehatan dan keperawatan
c. Penyuluhan kesehatan
d. Imunisasi
e. Penemuan kasus dini
f. Rujukan bila dianggap perlu
g. Pencatatan dan pelaporan kegiatan
4. Penilaian
Penilaian atas keberhasilan kegiatan didasarkan atas kriteria yang telah disusun. penilaian dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan setelah kegiatan dilaksanakan secara keseluruhan.


[+/-] Selengkapnya...

Perkesmas tk. masyarakat

A. Konsep Dasar Masyarakat

1. Defenisi Masyarakat
 Kontjaraningrat (1990).
masyarakat : sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain saling berintegrasi
 Soerdjono soekanto (1982)
 Komunitas / masyarakat : bagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah dengan batas-batas tertentu. dimana interaksinya pada anggoatanya, dibanding wil.lainnya.
2. Ciri-Ciri Masyarakat

 Interaksi diantara sesama anggota masyarakat : kontak sosial dan komunikasi
 Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
 Saling tergantung satu dengan lainnya
 Memiliki adat istiadat tertentu
 Memiliki identitas bersama
3. Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat
a. Masyarakat Desa
- Hubungan masyarakat dan klg sangat kuat
- Hubungan di dasar dan kepada adat istiadat yang kuat sebagai organisasi yang kuat
- Percaya pada kekuatan gaib
- Tink. buta huruf relatif tinggi
- Berlaku hukum tidak tertulis
- Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang tekhnologi dan ket.
- Sistem ekonomi sebsgian besar untuk keb. klg sendiri.
b Masyarakat Sehat.
- Tingginya kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
- Mengatasi masalah kesehatan dengan tingkat upaya piceventif,promotif,kuratif dan prehabilitatif,terutama ibu dan anak
- Tingginya upaya kesling.
- Tingginya status gisi masyarakat
- Menurunnya angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
4. Indikator Ciri Masyarakat Sehat.
Menurut WHO
a. Keadaan yang b/d status kesehatan:
- Indikator komprehensif
• Angka kematian kasar menurun
• Rasio angka moralitas proposional menurun
• Umur harapan hidup meningkat
- Indikator Spesifik
• Angka kematian ibu dan anak menurun
• Angka kematian karena penyakit menular menurun
• Angka kelahiran menurun
b. Pelkes
- Rasio tenaga kesehatan dan jumlah peduduk seimbang
- Distribusi tenaga kesehatan merata

Masalah-Masalah Kesehatan Dan Masyarakat Indonesia

Jenis Masalah.
1. Tingkat angka pertumbuhan penduduk
2. Tingkat angka kematian ibu, anak, (bayi dan balita)
3. Tingkat kesakitan penyakit tidak menular, ex : jantung, neoplasma, penyakit karena cidera, penyakit gangguan mental
4. Masalah kesling

Penyebab Masalah
1. f. sosial ekonomi
2. Gaya hidup dan perilaku masyarakat
3. Lingkungan masyarakat
4. Yang berkaitan dengan sistem pelkes


PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN
DALAM PERKESMAS / KOMUNITI


Dimana mencakup individu, klg, klp khusus dan masyarakat. yang merlukan pel.askep. dalam perkesmas keterlibatan kader kes, tomas formal dan informal sangat diperlukan
tahap-tahap kegiatan:
1. Pengkajian perkesmas
2. Diag. p kesmas
3. Perencanaan / intervensi
4. Inplementasi
5. Evaluasi
6. Dokumentasi

Pengkajian Perawatan Kesmas / Komunitas
1. Pengertian.
Pengkajian kep: pengumpulan data kep. yang dilakukan secara sistematis dan terus-menerus untuk menentukan keb.askep pada individu, klg, klp dan masyarakat.
2. Pengumpulan Data.
Dilakukan oleh p kesmas dalam mengkaji masalah kes. baik ditingkat individu, klg, klp dan masy. pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah kes. yang dihadapi oleh individu, klg, klp dan masy. melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data.
3. Sumber Data.
a. Sumber data primer : individu, klg, klp dan masy yang merupakan sumber utama
b. Sumber data sekunder:
- klg / kerabat
- catatan berkas dokumen


Penkajian dilakukan untuk mengidentifikasi masyarakat. kes dan kep.individu, klg, klp dan masy.melalui pendekatan sosial dengan langkah sbb:
1. Pengenalan Masyarakat
- Pendekatan pada tomas baik formal leader ex: kepala desa, maupun informal leader ex:pemuka masyarakat, pemuka agama, sesepuh
- Mengenal struktur pemerintah desa
- mengenal organisasi sosial: lkmd, pkk dan karang taruna
- pemetaan wil. binaan
2. Pengenalan Masalah
Dilakukan melalui pengumpulan data (survei) survei mawas diri (sdm) dengan menggunakan instrumen pengumpulan data.
data dapat diperoleh melalui wawancara, observasi,studi, dokumentasi dan pemeriksaan fisik terhadap klg dan masy serta pihak lain meliputi:
- Keadaan geografis
- Demografis yang berkaitan dengan
• struktur penduduk
• umur
• t.kel
• status
- Data Kultural yang menyangkut
• tingkat pendidikan
• pekerjaan
• agama
• kebiasaan
• adat istiadat
• penghasilan

c. Data Kes.Lingkungan
- Tempat sampah
- Pembuangan air limbah
- Ventilasi
- Penerangan
- Sumber air minum
- Tempat pembuangan tinja
- Kebersihan rumah

d. Data Kesehatan
- Penyakit yang pernah diderita
- Pemeriksaan kesehatan
- Kehamilan persalinan
- Nifas dan menyusui
- KB
- Status gizi, imunisasi
- Btk partisipasi klg dan masyarakat dalam bidkes

e. Sarana dan Prasana
f. Peran Serta Masyarakat


4. Jenis Data
a. Data subjektif :
Data yang dikemukakan oleh pasien berupa keluhan-keluhan antara lain: mual, perasaan takut dioperasi, sakit kepala.
b. Data Subjektif:
data yang dikemukakan oleh tenaga perawat atau bidan pada saat pemeriksaan berlangsung, ex: suhu 38ÂșC

5. Sumber Data
a. Primer : individu, klg, klp dan masy yang merupakan sumber utama
b. Sekunder:
• klg / kerabat
• Catatan dalam berkas dokumen

Analisa Data
Adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan konitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesehatannya atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kep/mas kes.yang dihadapi oleh masyarakat

Perumusan Masalah
Berdasarkan analisa data dapat deketahui masalah kesehatan dan kep.yang dihadapi oleh masyarakat dan semua masalah tersebut telah dapat diatasi sekaligus oleh karena itu diperlukan prioritas masalah

Prioritas masalah.
Perlu mempertimbangkan beberapa faktor:
- perhatian masyarakat
- prevalensi
- berat ringan masalah
- kemungkinan masalah dapat diatasi
- tersedianya sdm
- aspek politik



DIAGNOSA PERAWATAN KESMAS / KOMUNITI


1. Defenisi
Adalah suatu pernyataan dari masalah yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat atau bidan untuk melakukan
2. Jenis Diag
- Diag. Aktual : Masalah kes.yang sudah nyata terjadi
- Diag.Potensial : Masalah yang belum muncul, cuma untuk meningkatkan kesejahteraan klg, shg tetap sehat
- Diag.Resiko : belum ada masalah terjadi, tapi yang menyebabkan masalah kes.sudah ada
3. Cara Merumuskan
 Problem (masalah), yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan dan yang seharusnya terjadi
 Etiologi (penyebab), menunjukkan penyebab masalah kes.kep yang dapat Memberikan arah terhadap intervensi kep. yang meliputi:
• Perilaku individu, klg, kpk dan masyarakat
• Link fisik, biologis, psikologis, sosial
• Interaksi prilaku dan link
• Simpton/tanda / gejala
• Info. yang perlu untuk merumuskan diag
• Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
4. Simpton / gejala yang timbul pada individu klg, kpk dan masy.
Perumusan diag. kep. dpt menggunakan pendekatan sbb:
• Problem, etiologi, simpton, (pes) ex: ggn aktivitas b/d pemasangan gips ditandai dengan nyeri di daerah lengan
• Problem, etiologi (pe) ex: ggn nutrisi (-) dr keb.tubuh ditandai dengan bb tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
5. Kriteria Dalam Merumuskan Diag
a. Diag.berdasarkan masalah yang telah dirumuskan
b. Diag. bukan diag.medis, tetapi dihubungkan dengan kesehatan klien
c. Diag.kep.mengarahkan f.perawat dalam melaksanakan tiindakan kep.
d. Diag.mencerminkan pe/pes
e. Diag.kep.dpt bersifat aktual/resiko/potensial
f. Diag.diberinya no. sesuai urutan prioritas
g. Diag.kep didokuntasikan pada format / buku dengan mencantumkan identitas, waktu dan perawat







RENCANA TINDAKAN PERAWATAN KESMAS / KOMUNITI

1. Defenisi
Perencanaan kep: penyusunan rencana tind.kep yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diag.kep. yang tentukan dengan tujuan terpenuhinya keb.p
2. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana
 Menetapkan Urutan Prioritas
• Masalah yang mengancam kehidupan merupakan masalah prioritas utama
• Masalah yang mengancam kesehatan sso adalah prioritas ke-2
• Masalah yang mempengaruhi prilaku, merupakan prioritas ke-3
• Masalah aktual didahulukan daripada resiko. potensial
 Merumuskan Tujuan Kep.
• Tujuan Umum
masalah kep.dapat teratasi.ex : masalah nutrisi kurang dari keb. tubuh teratasi pada by.a. klg.tn.
• Tujuan Khusus
- tn. t & klg mengerti pengerti gizi
- tn.t & klg mengerti makanan yang bergizi

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesmas / komuniti:
• Identifikasi alternatif tindakan kep.
• Tetapkan tekhnik dan prosedur yang akan digunakan
• Libatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan (mmd, lokakarya mini)
• Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
• Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi keubutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
• Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
• Tindakan harus bersifat realistis
• disusun secara berurutan


PELAKSANAAN / INTERVENSI PERKESMAS

1. Defenisi
Adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan p terpenuhi secara optimal
2. Pelaksanaan
• Home visit dan pelaksanaan askep dirumah (home nursing)
• Bimbingan dan penyuluhan kesehatan dan kep pada individu, klg,klp, klp dan Masy.
• Mendidik individu, klg,klp, dan masyarakat dalam pelaksana dan perawatan dasar
• Menemukan kasus secara dini dan melaksanakan rujukan dan tindak lanjut kasus yang dibina
• Mengadakan pendidikan dan pelatihan kader kesehatan, dasa wisma,kpkia
• Mengorganisasikan klg, klp, dan masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan dan kep yang dihadapi
• Mengembangkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral terhadap instansi lain yang terkait
• Mendorong partisipasi aktif individu, klg, klp dan masyarakat untuk ikut serta dalam setiap upaya penanggulangan masalah
• Memanfaatkan posyandu, polindes, pos obat desa sebagai rujukan terdepan dalam mengatasi kesehatan dan kep. yang dihadapi sebelum dirujuk kepuskesmas
3. Kriteria
• Tindakan keperawatan mengacu pada intervensi
• Sistematika kerja yang tepat sesuai prosedur tindakan
• Menghormati hak-hak masyarakat dan etika profesi
• Revisi tindakan berdasarkan respon masyarakat
4. Prinsip-Prinsip Dalam Pelaksanaan Perkesmas
• Berdasarkan respon masyarakat
• Disesuaikan dengan sdm yang tersedia di masyarakat
• Tingkat kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri sendiri serta lingkungan
• Bekerjasama dengan profesi lain
• Menekankan pada aspek tingkat kesehatan dan pencegahan penyakit
• mempertimbangkan keb.kes dan perawatan masyarakat secara esensial
• memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat
• melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaannya keperawatan
5. Hal yang Perlu Diperhatikan
Keterlibatan petugas kesehatan non kep,kader, tomas dalam rangka alih peran
• Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan kesehatan
• Keterpaduan (tenaga, biaya, waktu, lokasi, sarana dan prasarana) dengan pelkes maupun sektor lainnya
• Setiap tindakan kep. yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan yang disediakan


EVALUASI PERKESMAS / KOMUNITI

1 Pengertian
Adalah proses penilaian pencapaian tujuan kep. yang dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai perkembangan pasien
2 Langkah-Langkah Evaluasi
• Mengumpulkan data perkembangan
• Menafsirkan perkembangannya
• Membangdingkan kondisi pasien sebelum dan sesudah implementasi
• Mengukur dan membandingkan standar normal yang berlaku
3 Kriteria
• Kriteria menggunakan indikator yang ada pada tujuan
• Melibatkan pasien / klg dan tim kes.
4 Hasil Evaluasi
Penafsiran hasil evaluasi ada 3 alternatif:
• Tujuan Tercapai
ex : Pada by a klg. tn t dengan masalah kekurangan cairan dapat teratasi dengan turgor kulit baik, mata terdapat cekung, dan by sudah dapat beraktifitas seperti biasa
• Tujuan Sebagian Tercapai
ex : by a klg tn x, dengan masalah kekurangan cairan sebagian teratasi dengan kriteria : turgor kulit masih jelek, mata sedikit cekung.
5 Kegunaan Evaluasi
 Menentukan per.kesmas yang diberikan
 Menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas askep yang diberikan
 Menilai pelaksanaan askep
 Sebagai umpan balik untuk memperbaiki dan menyusun siklus baru dalam proses kep.
6 Feed Back
hasil yang dicapai dalam perkesmas dan komuniti harus disampaikan kepada individu, klg, kpk dan masyarakat


Dokumentasi Perkesmas / Komuniti

1 Pengertian
Catatan pelkep merupakan dokumentasi keperawatan sebagai bukti dari pelkep yang meliputi peng, diagkep, perencanaan kep, tindakan kep dan evaluasi kep
2 Fungsi
• Alat kom. antara sejawat dan tim kesehatan lain
• Dok.legal (mengandung aspek hukum)
• Bersifat confidential
• Sebagai alat penelitian
• Info statistik
• Sebagai alat pend
• Nursing audit
• Menghitung biaya
3 Kriteria
• Menulis pada format : individu, klg, kpk, dan masyarakat
• Pencatatan sesuai implementasi
• Pendataan ditulis dengan jelas,ringkas, dan istilah baku
• Berkas disimpan dengan baik dan ditulis berdasarkan prioritas


[+/-] Selengkapnya...

Perkesmas

COMMUNITY HEALTH NURSING

A. Defenisi
- World Health Organisation (WHO 1959)
Perkesmas : mencakup perawatan kes.klg.meliputi kes.& kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kes. sendiri serta memecahkan masalah kesehatan sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.

- Rapat kerja kep. Kes. Masyarakat (1990)
Perkesmas : su/ bidang kep. yang merupakan perpaduan antara kep. dengan kes. masyarakat, dengan dukungan dan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan pel.kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan pada individu, klg,klp,masyarakat. sebagai satu kesatuan yang utuh melalui proses kep. untuk ikut f.kehidupan man.sec.optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
- Departemen Kesehatan RI (1986)
Perkesmas : upaya kep. yang merupakan bagian integral dari pel.kes. yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikut sertakan team kes. lainnya dan masy untuk memperoleh tink.kes. yang dari indiv,klg dan masyarakat
- Ruth B.Freeman (1981)
Perkesmas : kesatuan yang unik dari praktek kep dan kes.masy. yang ditujukan pada pengembangannya maupun secara kolektif sbg klg, klp khusus / masy.pel.ini mencakup pel.kes u/ masy.

B. Tujuan.
1. Tujuan Umum
Dalam kemandirian masy.dalam mengatasi masalah kep.kes masy.u/ mencapai derajat kesehatan yang optimal
2. Tujuan Khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b. Dalam kemampuan indiv.klg, klp khusus dan masy. untuk melaksanakan kep.dasar dalam rangka mengatasi mas.kes.
c. Tertanganinya klg rawan yang memerlukan pembinaan dan pel. kep.
d. Terlayaninya klp khusus / panti yang memerlukan pembinaan dan pel.kep
e. Terlayaninya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut dan pel.kep.
f. Terlayaninya kasus-kasus resiko tinggi yang memerlukan pel.kep di puskesmas dan rumah

C. Sasaran perkesmas.
1. Individu
individu : bagian dari anggota klg,apabila indiv tsb memp.masalah kes/kep.krn ketidak mampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota klg lainnya, baik secara fisik, mental / sosial.
2. Keluarga.
Keluarga rawan : klg yang rawan terhadap kemungkinan timbulnya mas.kes. dan klg yang memiliki indiv.bermasalah
prioritas pel.perkesmas : klg rawan yang belum memanfaatkan pel .kes.
3. Kelompok Khusus
a. Klp khusus dengan keb.kes. khusus sbg.akibat perkembangan dan pertumbuhannya.ex: bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usila
b. Klp dengan kes.khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta askep.ex:
- Penderita peny.menular : tbc, lepra, aids dan peny.kelamin
- Penderita peny.menular : dm, jantung coroner, cacat fisik dan g3 mental.
c. Klp yang memp.resiko terserang penyk.ex:wanita tuna susila, klp menyalahgunaan obat dan narkotika
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi
4. Masyarakat.
Masyarakat : Sklp man.yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Prioritas pel.perkesmas pada :
- Masy.didaerah endemis su/peny.ex : endemis malaria, filariasis, dhf, diare dll
- Masy.didaerah dengan keadaan link.kehidupan buruk,ex: didaerah kumuh perkotaan
- Masy.didaerah yang mempunyai masalah kesehatan menonjol dibandingkan dengan daerah sekitarnya, ex : daerah dengan akb.
- Masy.didaerah yang mempunyai kesenjangan pel.kes.lebih tinggi dari daerah sekitarnya ex: anc menurun,imunisasi menurun dll

D. Pelaksanaan Perkesmas.
1. Seluruh tenaga p di puskesmas merupakan pelaksana perawatan kesehatan masyarakat
2. Tenaga kesehatan non kep.terlibat secara aktif dalam bentuk kerjasama tim

E. Ruang Lingkup
Kegiatan yang ditekankan : promotif dan prepentif dan mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
- Upaya promotif (peningkatan kesehatan)
• penyuluhan kes.masy dan tingkat gizi.
• pemeliharaannya kesehatan perseorangannya dan link
• olahraga secara teratur dan rekreasi
• pend.seks.

- Upaya Preventif (pencegahan)
• imunisasi massal pada anak balita dan ibu hamil
• pemeriksaan kesehatan secara berkala di posyandu, puskesmas, maupun dirumah
• pemberian vit.a dan yodium
• pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
- Upaya Kuratif (merawat dan mengobati)
• home nursing
• perawatan orang sakit
• perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas
• perawatan buah dada dan tali pusat bayi
- Upaya Rehabilitatif.(pemulihan kesehatan)
• latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik : penderita kusta, patah tulang dan kelainan bawaan.
• latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu ex:tbc, dengan latihan nafas dan batuk, strok mel.fisioterapi manual.

Resosiatif
Upaya untuk mengembalikan individu, klg dan klp khusus di dalam pergaulan masyarakat, klp yang diasingkan oleh masyarakat.ex : kusta, aids, wts dan wanita tuna wisma.

F. Kegiatan
 Memberikan askep langsung pada individu, klg,klp khusus baik dirumah, disekolah, posyandu dll.
 he. untuk merubah perilaku
 Konsultasi dan pemecahan masalah yang dihadapi
 Bimbingan dan pembinaan
 Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pel.kes lainnya
 Melaksanakan askep komunitas
 Melaksanakan koordinasi
 Kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
 Memberikan ketauladanan
 Ikut serta dalam penelitian untuk pengembangan perkesmas

Kegiatan perkesmas di puskesmas dpt digolongkan:
1. Keg.didalam gedung puskesmas. seperti rawat jalan, rawat inap
2. Kegiatan diluar gedung puskesmas
a. Pembinaan kesehatan. terhadap sasaran perkesmas dalam wil.kerja puskesmas mel.daerah binaan kep.
b. Pembinaan kesehatan klp.khusus
c. Pembinaan kesehatan pada klg rawan
d. Pel. kep.tindak lanjut dirumah termasuk pembinaan terhadap klg.
e. Pel.kep.terhadap kasus resiko tinggi

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 28 Oktober 2009

mars PPNI

MARS PPNI

Persatuan perawat nasional Indonesia

Ujud ikatan profesi perawatan

Tempat membina dan mengembangkan kemampuan diri

Dalam membuktikan keberadaannya

Menapaklah dengan keyakinan lebih pasti

Sejajar dalam abdikan diri

Bangkit berdiri dan langkahkan kakimu itu

Menatap hari esok penuh asa

Wahai perawat Indonesia bangkitlah dan majulah

Untuk menolong sekalian yang menderita

Kuatkanlah pribadimu tingkatkan pengetahuan

Untuk membrikan asuhan keprawatan

Kita melangkah untuk mengisi pembangunan

Bangsa Negara Indonesia

Untuk menghantar bangsa nuju sehat semua

Dengan semangat jiwa Pancasila

Maju perawat majulah dalam kancah pembangunan

Tunjukkanlah pada sekalian orang

Jadilah perawat model kesehatan bangsa kita

Jadilah teladan dalam hidup sehat

Bangkitlah perawat seluruh Indonesia

Dalam mengemban citra profesi

Menjunjung tinggi kode etik perawatan

Laksanakan panggilan tugas mulia

Tercapai derajat kesehatan seoptimal mungkin

Bagi warga Negara Indonesia

Sebagai bukti kiprahnya mahkota putih suci

Dalam mendukung pembangunan kesehatan

Dengan organisasi PPNI yang kokoh

Padu bersatu serta selaras

Perawat Indonesia kan mampu angkat

Citranya di mata insan dunia

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, 27 Oktober 2009

standar praktek

STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI – INDONESIA

Oleh : Yohana R. Kawonal, SMIP., CVRN.

PENDAHULUAN

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi suara perawat nasional, mempunyai tanggung jawab utama yaitu melindungi masyarakat / publik, profesi keperawatan dan praktisi perawat.

Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).

Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.

Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.

Dalam kaitannya dengan tanggungjawab utama dan komitmen tersebut di atas maka PPNI harus memberikan respon, sensitive serta peduli untuk mengembangkan standar praktek keperawatan. Diharapkan dengan pemberlakuan standar praktek keperawatan di Indonesia akan menjadi titik inovasi baru yang dapat digunakan sebagai : pertama falsafah dasar pengembangan aspek – aspek keperawatan di Indonesia, kedua salah satu tolak ukur efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan dan ketiga perwujudan diri keperawatan professional.

PENGERTIAN DAN SUMBER – SUMBER STANDAR KEPERAWATAN

Standar keperawatan uraian pernyataan tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawtan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan dapat didnilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan anatara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena malelui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk.

Terjadi kesepakatan antara praktisi terhadap tingkat kinerja dan menawarkan ukuran penilaian agar praktek keperawatan terbaru dapat dibandingkan. Penilaian essensial asuhan keperawatan melalui penataan standar sebagai dasar kesepakatan untuk mencapai asuhan keperawatan optimal. Standar keperawatan dalam prakteknya harus dapat diterima, dimana setiap klien berhak mendapatkan asuhan berkualitas, tanpa membedakan usia dan diagnosa. Dengan demikian standar dapat diharapkan memberikan fondasi dasar dalam mengukur kualitas asuhan keperawatan.

Setiap hari perawat bekerja sesuai standar – standar yang ada seperti merancang kebutuhan dan jumlah tenaga berdasarkan volume kerja, standar pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi perawat professional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam tatanan pelayanan keperawatan professional.

Bertolak dari uaraian sepintas diatas tentang pengertian standar maka secara singkat standar dapat diartikan sebagai : Pedoman, ukuran, criteria, peraturan, keperingkatan, undang-undang, indicator, pengukuran atau penafsiran, etik dan prinsip, prototype atau model, norma dan kegiatan, ada kekhasan, pernyataan kompetensi serta persyaratan akreditasi.

Persyaratan Operasional : - Pedoman (persyaratan kebijakan umum), dan mengukur perbedaan (criteria) dan tingkat keunggulan yang diinginkan (tujuan akhir).

SUMBER STANDAR KEPERAWATAN

Pada dasarnya ada tiga sumber informasi utama, untuk mengembangkan standar yaitu : penelitian, keputusan kelompok ahli/spesialis, observasi cara praktek keperawatan actual. Dalam organisasi pelayanan keperawatan standar bersumber baik dari sumber eksternal maupun internal.

KEGUNAAN STANDAR KEPERAWATAN

Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan. Criteria kualitas asuhan keperawatan mencakup : aman, akurasi, kontuinitas, efektif biaya, manusiawi dan memberikan harapan yang sama tentang apa yang baik baigi perawat dan pasien. Standar menjamin perawat mengambil keputusan yang layak dan wajar dan melaksanakan intervensi – intervensi yang aman dan akontebel.

Pengembangan dan penetapan standar keperawatan melalui tahapan yaitu : harus diumumkan, diedarkan atau disosialisasikan dan terakhir penerapan dalam bebagai tatanan pelayanan. Pengembangan ini bertujuan pertama, meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, kedua mengurangi biaya asuhan, ketiga dasar untuk menentukan ada tidaknya “negligence” perawat.

Pelayanan keperawatan adalah essensial bagi kehidupan dan kesejahteraan klien oleh karena itu profesi keperawatan harus akontebel terhadap kualitas asuhan yang diberikan. Pengembangan ilmu dan teknologi memungkinkan perawat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka menerapkan asuhan bagi klien dengan kebutuhan yang kompleks. Untuk menjamin efektifitas asuhan keperawatan pada klien, harus tersedia criteria dalam area praktek yang mengarahkan keperawatan mengambil keputusan dan melakukan intervensi keperawatan secara aman.

Pada saat ini biaya asuhan kesehatan telah meningkat tajam walaupun hari rawat singkat. Melalui penataan standar keperawatan, maka tindakan keperawatan sesuai kebutuhan dan harapan pasien tanpa mengurangi kesejahteraan pasien namun biaya lebih terjangkau. Untuk mengeliminasi pemborosan anggaran dan fasilitas dan kesalahan praktek perawat standar asuhan keperawatan hendaknya dapat digunakan dalam semua situasi pelayanan kesehatan. Standar asuhan keperawatan menjadi essensial terutama jika diterapkan dalam unit-unit pelayanan yang secara relatif terdapat sedikit jumlah perawat yang berpengalaman tapi harus memberikan pelayanan untuk berbagai jenis penyakit dan memnuhi kebutuhan kesehatan yang kompleks.

Berdasarkan uraian diatas tadi maka beberapa keuntungan dapat diperoleh dari adanya standar keperawatan sebagai dasar rasional dalam merencanakan keperawatan, mencapai efisiensi organisasi, mengevaluasi membina dan upaya perbaikan, alat komunikasi dan koordinasi asuhan keperawatan diseluruh system pelayanan kesehatan, menentukan kebutuhan perawat dan pola utilitasnya.

Aspek-aspek penting mengapa standar keperawatan harus ditentukan : pertama memebrikan arah kedua mencapai persetujuan sesuai harapan / ekspekstasi ketiga memantau dan menilai hasil memnuhi standar, tidak memenuhi standar atau melampaui standar, dan keempat merupakan petunjuk bagi organisasi/manajemen, profesi dan pasien dalam organisasi tatanan pelayanan untuk memperoleh hasil optimal.

PENGEMBANGAN STANDAR KEPERAWATAN

Dalam menata standar dibutuhkan pertimbangan-perimbangan kerangka kerja yang akan digunakan dan berbagai komponen agara standar terpenuhi, selanjutnya dipertimbangkan siapa yang menata standar dan bagaimana proses tersebut dikoordinasikan.

Kerangka kerja yang lazim dalam penataan standar 1) Donabedian Model – Struktur, proses, hasil, 2) Proses model “crossby” 3) Model kualitas enam dimensi “Maxwell dan 4) Model “Criteria Listing”(Crossby, 1989 dan Maxwell, 1984).

Standar keperawatan secara luas menggunakan dan mengadopsi kerangka kerja Model Donabedian yang dipadukan dengan berbagai konsep keprawatan.

Standar harus tersedia diberbagai tatanan dengan bermacam-macam pengertian dan persyaratan, namun essensial bagi setiap operasional pelayanan kesehatan. Keperawatan profesi yang paling responsive dalam menata standar karena banyak hal-hal yang berperan penting dalam asuhan pasien yang tidak disentuh (intangibles). Oleh karena itu dalam pengembangan standar keperawatan membutuhkan pengertian yang sangat mendasar tentang hakekat keperawatan sebagai persyaratan awal, harus diidentifikasi dengan jelas pengertian multifokal tujuan keperawatan. Selanjutnya perlu diidentifikasi hasil asuhan pasien / klien – hasil yang diharapkan menjadi standar asuhan, kemudian performance kinerja perawat professional berorientasi pada proses keperawatan – menjadi stanar praktek dan berpotensial tidak merugikan – struktur pengelolaan menjadi standar biaya / anggaran. Persyaratan awal diatas tadi untuk menentukan hasil yang spesifik dan kaitannya dengan proses keperawatan dan hasil yang diharapkan.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar dibutuhkan sumber-sumber pengembangan standar keperawatan.

Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kuaitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan tersebut.

Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi dan pendekatan yang saling mendukung.

Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan.

[+/-] Selengkapnya...